Kamis, 13 Juli 2017

Pulang

Kata orang, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan..

Ya.. kita semua tau hal itu. Perpisahan pasti terasa berati bagi orang yang ditinggalkan, maupun yang meninggalkan. Bahkan, aku yang sudah terlalu akrab dengan perpisahan pun tetap terasa sesak saat dia mulai pergi.

Sore itu, dari kantor aku bergegas menemuinya di bandara. seorang laki-laki yang telah menikahiku tepat 2 bulan yang lalu. Sejak masa pacaran kami sudah menjalani hubungan jarak jauh. Sampai setelah menikahpun kami masih dipisahkan oleh jarak karena tugas dan tanggun jawab yang berbeda. Aku beerikan roti abon kesukaan suamiku untuk sedikit mengganjal perutnya hingga sampai di kota tempatnya tinggal. Ku atur seluruh emosi dan perasaan sedih agar tetap terlihan normal dan tegar. Ketika tiba waktu keberangkatan, dia pamit untuk segera boarding. Aku mencium tangannya, dia mencium keningku.

Kopernya mulai ditarik. Dia berjalan perlahan tanpa sedikitpun menoleh ke belakang, ke arah ku. Aku hanya mampu tertegun melihat dia yang berjalan menjauh. Aku tau ini berat, dia pun pasti tahu dan mengetahui ini. Kami sama-sama saling menguatkan. Aku masih terus menatap punggung itu yang mulai menjauh. Semakin jauh, dan akhirnya hilang dari pandangan mata. Aku kembali terduduk, memutar ingatan beberapa menit yang lalu. Saat senyumnya masih jelas terlihat di pelupuk mataku, saat wanginya masih santer menusuk penicuman, saat tatapannya yang selalu mampu meneduhkan hati.

Tersungging senyum kecil di bibirku saat mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Aku hanya diam mematung, berusaha keras menahan tangis.
Aku tak pernah bosan mencintainya. Aku tak pernah bosan menceritakan semua tentang dia pasa semesta.

Ah.. aku benci perpisahan ini. Aku mulai mengkhayal yang tidak-tidak.
Kini, aku adalah rumah baginya. Tempat ia menyinggahkan rindu, tempatnya bersandar. Aku suka caranya menggantungkan hidupnya pada ku. Aku juga selalu menjadi alasan dia untuk kembali, sejauh apapun dia melangkah.

Suamiku,
Cepatlah pulang. Rumah ini selalu menantikan Tuannya pulang. Rumah yang dibiarkan terlalu lama kosong biasanya banyak debu, daun-daun berserakan, penuh sarang laba2.
Kamu ga mau kan rumah kepunyaan mu bernasib sama kayak rumah-rumah kosong milik orang?

1 komentar: