Entah siapa yang salah, waktu atau keadaan? Yang ku tau saat ini, aku merasakan cinta yang tak semestinya. Ada ribuan tanda tanya di kepala tentang siapa kita, dan untuk apa kita dipertemukan. Kau tau? Cinta adalah harapan, yang berteduh pada waktu yang rapuh, pada langkah kecilku menujumu. Rasa darimu salah ku artikan, salah hatiku juga yang terlalu mengharapkan. Sakit terasa.. Saat aku menyadari bahwa kau telah memilihnya. Ku coba menerima kenyataan bahwa engkau lebih memilih dirinya walau aku tak sanggup. Mungkin cinta yang ku punya terlalu sederhana, sehingga kau lebih beralih kepada dia yang mempunyai cinta yang lebih sempurna. Jika kau ingat, aku pernah mengatakan tentang "Aku rela mencintaimu walau tanpa memilikimu". Percayalah.. itu BOHONG!!
Aku hanyalah hidup yang menunggu mati, dan kau adalah mimpi yang membunuhku jutaan kali. Banyak hal-hal sederhana namun mengagumkan ketika kita bersama, walaupun aku bukan siapa-siapa dan ga akan pernah jadi siapa-siapanya kamu. Darimu aku mengerti artinya nyaman. Arti nyaman menurutku ya kalo lagi disamping kamu. Tapi sayangnya semua itu ga akan bisa keulang kembali. Kau tau?Aku pernah menunggumu dalam diam dan dalam bisu, tapi siapa yang mampu bertahan dalam keadaan seperti itu. Saat senja menjelang, selalu ada kenangan tentang kamu, kopi, dan obrolan kita tempo hari. Waktu terasa cepat berlalu, dan kau semakin jauh. Ingin ku putar mundur waktu. Menghentikan kenyataan hanya untuk tinggal di hatimu. L
Pupus sudah harapanku. Langkahku terhenti dan musnah kembali. Izinkan aku menangis, aku menangis bukan karena kepergianmu, tapi aku menangis karena kau biarkan aku mengasuh cinta yang tak bertuan ini sendirian. Aku menulis ini dengan diiringi hujan turun. Hujan malam ini seperti air mataku. Deras mengalir.....
Sesungguhnya masih banyak yang ingin ku tulis tentangmu disini. Tapi ku rasa ini pun sudah cukup mewakilinya. Mewakili perasaanku yang telah hancur. Hancur berkeping-keping melepas kepergianmu. Walau kini kau dengannya, tapi genggaman tanganmu masih hangat terasa. Akan aku simpan semua tentangmu, lalu aku memasukkannya menjadi satu dalam sebuah kotak yang ku beri nama 'Kenangan'. Dingin, lusuh, dan tak akan ku tengok lagi. Pergilah bersamanya. Tak usah kau hiraukan aku yang terluka karenamu. Dan ku tutup luka ini dengan cara meninggalkanmu.
****