Kamis, 24 Januari 2013

KENANGAN...

     Entah siapa yang salah, waktu atau keadaan? Yang ku tau saat ini, aku merasakan cinta yang tak semestinya. Ada ribuan tanda tanya di kepala tentang siapa kita, dan untuk apa kita dipertemukan. Kau tau? Cinta adalah harapan, yang berteduh pada waktu yang rapuh, pada langkah kecilku menujumu. Rasa darimu salah ku artikan, salah hatiku juga yang terlalu mengharapkan. Sakit terasa.. Saat aku menyadari bahwa kau telah memilihnya. Ku coba menerima kenyataan bahwa engkau lebih memilih dirinya walau aku tak sanggup. Mungkin cinta yang ku punya terlalu sederhana, sehingga kau lebih beralih kepada dia yang mempunyai cinta yang lebih sempurna. Jika kau ingat, aku pernah mengatakan tentang "Aku rela mencintaimu walau tanpa memilikimu". Percayalah.. itu BOHONG!!

     Aku hanyalah hidup yang menunggu mati, dan kau adalah mimpi yang membunuhku jutaan kali. Banyak hal-hal sederhana namun mengagumkan ketika kita bersama, walaupun aku bukan siapa-siapa dan ga akan pernah jadi siapa-siapanya kamu. Darimu aku mengerti artinya nyaman. Arti nyaman menurutku ya kalo lagi disamping kamu. Tapi sayangnya semua itu ga akan bisa keulang kembali. Kau tau?Aku pernah menunggumu dalam diam dan dalam bisu, tapi siapa yang mampu bertahan dalam keadaan seperti itu. Saat senja menjelang, selalu ada kenangan tentang kamu, kopi, dan obrolan kita tempo hari. Waktu terasa cepat berlalu, dan kau semakin jauh. Ingin ku putar mundur waktu. Menghentikan kenyataan hanya untuk tinggal di hatimu. L

     Pupus sudah harapanku. Langkahku terhenti dan musnah kembali. Izinkan aku menangis, aku menangis bukan karena kepergianmu, tapi aku menangis karena kau biarkan aku mengasuh cinta yang tak bertuan ini sendirian. Aku menulis ini dengan diiringi hujan turun. Hujan malam ini seperti air mataku. Deras mengalir.....

     Sesungguhnya masih banyak yang ingin ku tulis tentangmu disini. Tapi ku rasa ini pun sudah cukup mewakilinya. Mewakili perasaanku yang telah hancur. Hancur berkeping-keping melepas kepergianmu. Walau kini kau dengannya, tapi genggaman tanganmu masih hangat terasa. Akan aku simpan semua tentangmu, lalu aku memasukkannya menjadi satu dalam sebuah kotak yang ku beri nama 'Kenangan'. Dingin, lusuh, dan tak akan ku tengok lagi. Pergilah bersamanya. Tak usah kau hiraukan aku yang terluka karenamu. Dan ku tutup luka ini dengan cara meninggalkanmu.


****


Kamis, 03 Januari 2013

BUKAN JARAK PEMBUNUHNYA, TAPI KITALAH PELAKUNYA

Aku ingat bagaimana caramu menyapa
Aku ingat bagaimna caramu tertawa 
Aku ingat bagaimana caramu menunjukan dunia,
Meski kita sudah tak berjumpa sekian lama 

Wajahmu bersih tanpa noda dan dosa

Suaramu semerdu nyanyian surga
Kedamaian menyapa setiap kali kamu menawarkan genggaman
Itulah kenapa saat bersamamu, aku betah berlama-lama

Bersamamu aku merasa bisa menghadapi dunia 

Kamu selalu disana dan menjadi saksinya 
Dari saat mimpiku baru menjadi wacana
Hingga mimpiku menjadi nyata 

Aku ingat saat pertama kali mata kita tertegun 

Senyum ramahmu menyuguhkan kenyamanan
Dan senyum itu menciptakan sebuah keyakinan 
Kamu dan aku memang akan berjalan beriringan

Darimu, aku belajar keberanian 

Bersamamu aku berani buat keputusan 
Karena kamu aku bisa mengalahkan keegoisan
Dan demi kamu, aku rela melakukan pengorbanan

Aku ingat saat pertama kali memelukmu

Sengaja lama-lama ku ciumi pundakmu
Seakan-akan aku bisa menghirup arom bebanmu disitu
Saat itulah aku merasa menjadi wanita berguna untukmu

Tapi aku sadar, hidup ini mungkin terlalu panjang untuk cerita kita

Aku sadar, masa lalu biarlah menjadi nostalgia 
Aku hargai keputusanmu untuk menutup bab terakhir cerita kita

Aku yakin, ini memang saatnya kamu membiarkanku sendiri menghadapi dunia

Karena hanya kamu yang bisa benar-benar mengenaliku apa adanya

Awalnya aku mengira jaraklah yg patut disalahkan

Tapi sekarang aku mengerti, kita lah yang patut dipertanyakan
Mungkinkah cinta ini hanya sekedar selingan ?
Atau cinta ini layak hingga dibawa hingga akhir kehidupan?

Aku percaya jarak tak pernah salah

Aku percaya jarak tak mampu membuat cinta musnah 
Aku percaya jarak tak pernah jahat
Aku percaya jarak justru mendidik kita menjadi pasangan yang hebat

Tapi tampaknya kini kau menyerah 

Dan aku pun tak bisa melawan atau menyebar amarah 
Karena kisah ini berawal dari pertemuan yang indah
Aku tak ingin semuanya diakhiri dengan rasa gelisah

Aku ikhlas melepasmu

Akan ku ceritakan kisah kita kepada anak-cucuku
Agar mereka tau, aku pernah menghidupi kisah cinta sehebat itu
Agar mereka sadar, cinta tak hanya sekedar "Aku Mencintaimu"

Selamat tinggal cinta

Terimakasih untuk pelajarannya
Aku tak pernah berfikir ini semua sia-sia 
Justru kisah ini membuatku semakin dewasa
Untuk menyikapi ceritaku di bab berikutnya



-- THE END --